“We must not rely on oil alone as the main source of our national income.We have to diversify the sources of our revenue and construct economic projects that will ensure a free, stable and dignified life for the people”
(Late
Sheikh Zayed bin Sultan al Nahyan, Former of UEA)
Setelah
Dubai, dengan arsitektur kotanya yang megah dan benar- benar fantastik, satu
lagi kota di kawasan Uni Emirat Arab (UEA), yaitu kota masdar akan di
kembangkan. Berbeda dengan dubai, masdar city akan di arahkan sebagai kota
pertama di dunia yang mengusung konsep eco- city. Konsep Eco City adalah konsep
kota yang ramah lingkungan. Konsep ini menghendaki perencanaan dan pembangunan kota
kembali ke alam dan juga menghemat energi yang ada. Kita diajak untuk tidak
membawa kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, membuat Ruang Terbuka Hijau,
dan juga tidak merusak lingkungan alam. Saat ini pemanasan global sudah banyak
membawa dampak yang buruk bagi negara-negara di dunia. Sehingga dirasa perlu
untuk mengembangkan konsep ini dalam perencanaan pembangunan kota.
Kota
masa depan yang akan di bangun di Abu Dhabi (masdar city) ini terletak di
tengah gurun, diatas tanah seluas 700 hektar, dengan populasi penduduk lokal sekitar
40.000 jiwa. Konsep kota ini di bangun dengan tetap mempertahankan ciri- ciri
kota dan bangunan di arab pada umumya. Kebanyakan kota- kota kecil di arab di
bangun dengan spasi atau jarak bangunan yang rapat, dimaksudkan untuk membantu meredam terik matahari yang menyengat.
Jarak bangunan yang rapat juga lebih memudahkan orang untuk berjalan kaki. Abu
dhabi merupakan salah satu negara dengan suhu udara terpanas (37- 48 derajat
celcius). Terinspirasi dengan kota- kota tradisional di arab, maka masdar city
pun di desain dengan mengusung konsep “ A sustainability City providing the highest
quality of life with the lowest environmental footprint “ artinya kota
lestari yang menjamin hidup berkualitas tanpa merusak lingkungan hidup. Untuk
mewujudkan visi kota ini, akan dilakukan 4 (empat) hal, pertama : 100 % Renewable
Energy, masdar city akan menggunakan energi terbarukan, kota ini akan
memanfaatkan panas matahari Abu Dhabi yang menyengat sebagai sumber energi
listrik, kedua : zero waste : kehidupan di Masdar City tidak akan ada
limbah atau sampah, karena segala sesuatu akan di daur ulang (recycle concept),
ketiga
: nett zerro carbon, transportasi di masdar city hanya menggunakan kendaraan
yang ber energi listrik, sehingga kota ini benar- benar bebas dari gas- gas
beracun (karbondioksida) dari asap kendaraan konvensional yang sekarang kita
kenal, ke- empat : fossil fuel free zone, masdar city benar- benar
merupakan daerah bebas asap dan polutan.
Visi
kota ini sendiri terinsprasi dari kata- kata pendiri Uni Emirat Arab Almarhum Sheikh
Zayed bin Sultan al Nahyan “We must not
rely on oil alone as the main source of our national income.We have to
diversify the sources of our revenue and construct economic projectst hat will
ensure a free, stable and dignified life for the people” bahwa negara-
negara yang tergabung dalam Uni Emirat Arab, sudah saatnya mencari sumber-
sumber lain, selain minyak bumi untuk mengembangkan perekonomian di negaranya.
Seruan ini benar- benar menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi seluruh
rakyatnya. Untuk mewujudkan visinya membangun kota masdar, pihak berwenang di
abu dhabi, bekerja sama dengan arsitek dan designer dari Perusahaan Foster and
Partners Inggris. Proyek pembangunan Masdar City ini menelan biaya sekitar 17,
5 Milyar Euro. Sesuai dengan visi kota ini yang tidak menghendaki adanya
polusi, maka kendaraan yang digunakan di kota ini pun semuanya menggunakan
energi listrik, sampai kepada transportasi umunya pun menggunakan kendaraan
bebas emisi dan karbon. Sesuai dengan rencananya Masdar City akan rampung di
tahun 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar