Kamis, 30 Oktober 2014

Konsep Eco - City dalam Pembangunan_Belajar dari Masdar City


“We must not rely on oil alone as the main source of our national income.We have to diversify the sources of our revenue and construct economic projects that will ensure a free, stable and dignified life for the people
(Late Sheikh Zayed bin Sultan al Nahyan, Former of UEA)

Setelah Dubai, dengan arsitektur kotanya yang megah dan benar- benar fantastik, satu lagi kota di kawasan Uni Emirat Arab (UEA), yaitu kota masdar akan di kembangkan. Berbeda dengan dubai, masdar city akan di arahkan sebagai kota pertama di dunia yang mengusung konsep eco- city. Konsep Eco City adalah konsep kota yang ramah lingkungan. Konsep ini menghendaki perencanaan dan pembangunan kota kembali ke alam dan juga menghemat energi yang ada. Kita diajak untuk tidak membawa kendaraan pribadi seperti mobil dan motor, membuat Ruang Terbuka Hijau, dan juga tidak merusak lingkungan alam. Saat ini pemanasan global sudah banyak membawa dampak yang buruk bagi negara-negara di dunia. Sehingga dirasa perlu untuk mengembangkan konsep ini dalam perencanaan pembangunan kota.
Kota masa depan yang akan di bangun di Abu Dhabi (masdar city) ini terletak di tengah gurun, diatas tanah seluas 700 hektar, dengan populasi penduduk lokal sekitar 40.000 jiwa. Konsep kota ini di bangun dengan tetap mempertahankan ciri- ciri kota dan bangunan di arab pada umumya. Kebanyakan kota- kota kecil di arab di bangun dengan spasi atau jarak bangunan yang rapat, dimaksudkan untuk  membantu meredam terik matahari yang menyengat. Jarak bangunan yang rapat juga lebih memudahkan orang untuk berjalan kaki. Abu dhabi merupakan salah satu negara dengan suhu udara terpanas (37- 48 derajat celcius). Terinspirasi dengan kota- kota tradisional di arab, maka masdar city pun di desain dengan mengusung konsep “ A sustainability City providing the highest quality of life with the lowest environmental footprint “ artinya kota lestari yang menjamin hidup berkualitas tanpa merusak lingkungan hidup. Untuk mewujudkan visi kota ini, akan dilakukan 4 (empat) hal, pertama : 100 % Renewable Energy, masdar city akan menggunakan energi terbarukan, kota ini akan memanfaatkan panas matahari Abu Dhabi yang menyengat sebagai sumber energi listrik, kedua : zero waste : kehidupan di Masdar City tidak akan ada limbah atau sampah, karena segala sesuatu akan di daur ulang (recycle concept), ketiga : nett zerro carbon, transportasi di masdar city hanya menggunakan kendaraan yang ber energi listrik, sehingga kota ini benar- benar bebas dari gas- gas beracun (karbondioksida) dari asap kendaraan konvensional yang sekarang kita kenal, ke- empat : fossil fuel free zone, masdar city benar- benar merupakan daerah bebas asap dan polutan.
Visi kota ini sendiri terinsprasi dari kata- kata pendiri Uni Emirat Arab Almarhum Sheikh Zayed bin Sultan al Nahyan “We must not rely on oil alone as the main source of our national income.We have to diversify the sources of our revenue and construct economic projectst hat will ensure a free, stable and dignified life for the people” bahwa negara- negara yang tergabung dalam Uni Emirat Arab, sudah saatnya mencari sumber- sumber lain, selain minyak bumi untuk mengembangkan perekonomian di negaranya. Seruan ini benar- benar menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi seluruh rakyatnya. Untuk mewujudkan visinya membangun kota masdar, pihak berwenang di abu dhabi, bekerja sama dengan arsitek dan designer dari Perusahaan Foster and Partners Inggris. Proyek pembangunan Masdar City ini menelan biaya sekitar 17, 5 Milyar Euro. Sesuai dengan visi kota ini yang tidak menghendaki adanya polusi, maka kendaraan yang digunakan di kota ini pun semuanya menggunakan energi listrik, sampai kepada transportasi umunya pun menggunakan kendaraan bebas emisi dan karbon. Sesuai dengan rencananya Masdar City akan rampung di tahun 2016.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar