Senin, 24 November 2014

Santa Claus, Antara Nilai- nilai Kekristenan, Tradisi dan Komersialisme

I stop believing in Santa Claus when i was six. Mother took me to see him in Departement Store and he asked me for my Autograph (Shirley Temple)

Sejarah Santa Claus
Cerita Santa Claus berawal dari sebuah kisah sejarah penuh nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan sebuah wujud pengorbanan yang tulus dari Santo Nicholas yang hidup di Abad ke-IV sekitar tahun 326-341. Santo Nicholas adalah seorang Uskup yang berasal dari desa Patara, di kota Myra Anatolia (sekarang Turki), saat itu menjadi wilayah yunani. Santo Nicholas adalah yatim piatu, orang tuanya meninggal saat beliau masih berusia muda, dengan meninggalkan warisan berupa harta yang berlimpah bagi sang anak (tidak di ketahui dengan pasti penyebab kematian orang tuanya). Tergerak dengan Perintah Yesus di Alkitab Matius 19:21  Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."Santo Nicholas kemudian menjual segala harta yang di wariskan oleh orang tuanya dan di berikannya untuk membantu orang- orang miskin di wilayahnya. Situasi Sosial Politik pada waktu itu, Yunani tunduk kepada kekaisaran Romawi. Kekaisaran Romawi di pimpin oleh Kaisar Diocletian yang kemudian memerintahkan untuk menangkap dan menyiksa semua Orang Kristen di seluruh negeri. Dengan situasi sosial politik yang terjadi di Anatolia, banyak orang Kristen yang termarginalkan dan hidup dalam kemiskinan. Bahkan kemiskinan absolut yang dialami masyarakat saat itu, menyebabkan kebanyakan rakyat menjual anak perempuannya untuk siapa saja yang memiliki uang (jadi budak ataupun istri), untuk mendapatkan mahar (mas kawin). Sebuah kisah yang tidak terlupakan bagi umat Katholik di seluruh dunia adalah tindakan yang di lakukan oleh Santo Nicholas, ketika beliau melemparkan 3 kaos kaki (shock) berisi uang emas, ke jendela  rumah milik keluarga Kristen yang saat itu terbuka. Karena kemiskinan yang di alami, keluarga tersebut hendak menjual ke tiga putrinya. Tradisi ini kemudian di pertahankan sampai sekarang, tindakan memasukkan coklat, permen dan lain sebagainya ke dalam kaos kaki seperti lazim kita kenal saat Natalan (saya sendiri sempat mengalaminya di masa kecil), semuanya terinspirasi dari apa yang telah dilakukan oleh Santo Nicholas, yang membebaskan ketiga anak perempuan Keluarga Kristen tersebut. Santo Nicholas wafat pada tanggal 6 Desember, dan untuk memperingati hari tersebut, umat kristen dan lebih khusus umat Katholik di seluruh dunia selalu merayakan hari tersebut dengan menjalankan tradisi- tradisi seperti yang telah di ceritakan diatas, saling memberi (tukar kado), untuk mengingat apa yang telah di lakukan oleh Santo Nicholas.
Gbr. Santo Nicholas
Adaptasi konsep Santo Nicholas dalam Tradisi Natal di Eropa
Reformasi Gereja yang dilakukan oleh Marthen Luther di abad ke- 16, sangat mempengaruhi Eropa dalam berbagai aspek. Intervensi Gereja yang dominan dalam pemerintahan, pola pikir masyarakatnya yang seakan- akan terbelenggu oleh dogma Gereja yang kaku saat itu, benar- benar hal yang di tentang oleh Marthen Luther selaku penggagas Reformasi Gereja. Pemisahan Aliran Gereja antara Katolik dan Protestan merupakan sejarah baru dalam kehidupan masyarakat Eropa. Dalam prakteknya kemudian, di Gereja Protestan, ada banyak doktrin yang di rubah, tetapi konsep berpikir seperti Santo Nicholas, tetap di pertahankan, karena sebenarnya inti dari ajaran Kekristetan adalah Kasih. Seiring dengan menyebarnya paham yang di tularkan Marthen Luther (Gereja Protestan), profil dan konsep Santo Nicholas ini beradaptasi dalam berbagai wujud dan nama yang berbeda di berbagai tempat. Di Belanda misalnya muncul profil mirip seperti Santo Nicholas, yang dekat dengan anak- anak, dikenal dengan nama Sinterklaas (Saint Nicholas) dan pasangannya Zwarte Piet. Profil Sinterklaas di gambarkan sebagai seorang uskup yang tinggal di Spanyol, yang akan datang Ke Belanda untuk merayakan Hari Ulang Tahunnya pada tanggal 6 Desember. Beberapa minggu sebelum tanggal 5 desember Uskup (Sinterklaas) sudah tiba di Belanda dengan menggunakan Kapal Laut bersama krunya, untuk membagikan hadiah kepada anak- anak disana. Mayoritas penduduk di kota- kota di Belanda biasanya sudah mempersiapkan penyambutan untuk Sinterklaas, terutama anak- anak yang sejak sore hari tanggal 5 desember, menyiapkan kaos kakinya untuk kemudian oleh Sinterklaas akan di masukan hadiah persis seperti apa yang dilakukan oleh Santa Nicholas, saat membebaskan 3(tiga) orang anak perempuan di kota myra. Sebagai seorang uskup, Sinterklaas yang di kenal di hampir seantero eropa menggunakan kostum atau pakaian layaknya seorang uskup dengan jubahnya. Profil Sinterklaas juga dikenal di Perancis dengan nama Pere Noel (Father Christmas), yang dikenal dengan figur pria berjanggut yang menggunakan jubah biru.Di Inggris figur Sinterklaas dikenal dengan sosok Father Christmas, seorang pria berjanggut yang menunggangi seekor kambing. Konsep Father Christmas di Inggris mulai dikenal pada abad ke- 16 pada masa pemerintahan Raja Henry VIII, yang agak berbeda di Inggris, perayaan hari Father Christmas, diperingati pada tanggal 25 Desember (bukan tgl 6 desember seperti di kebanyakan negara di eropa). Figur Father Christmas sendiri baru diilustrasikan pertama kali oleh John Leechs di tahun 1843. 
Gbr. Sinterklaas dan Zwater Piet di Belanda

Gbr. Piere Noel di Perancis di ilustrasikan oleh circa tahun 1900

Gbr. Father Christmas di Inggris
Santa Claus di Amerika
Adaptasi konsep Sinterklaas dipengaruhi oleh imigran asal Belanda dan Inggris, yang membawa pengaruh dan tradisi Natal tersebut di Kebudayaan Amerika. Konsep antara Sinterklaas dan Father Christmas inilah yang kemudian berasimilasi dengan budaya di amerika dan akhirnya membentuk karakter Santa Claus. Washington Irvin dianggap sebagai orang pertama di Amerika yang menggambarkan figur Sinterklaas dengan di rilisnya "History Of New York" di tahun 1809, perubahan utama yang di lakukan adalah mengubah nama Sinterklaas menjadi "Santa Claus". Simbol Santa Claus (Old Man) yang mengendarai kereta salju dan di tarik oleh sekelompok kijang atau rusa seperti simbol Santa Claus modern, yang kita kenal saat ini, ditemukan pertama kali dalam sebuah buku yang di terbitkan untuk anak- anak berusia 5- 10 tahun di Amerika, sekitar tahun 1821. Kemudian pada tahun 1823 sebuah karya sastra (puisi) di Amerika yang dianggap berpengaruh untuk membentuk karakter dan figur dari Santa Claus adalah Puisi yang berjudul "A Visited from St. Nicholas" puisi ini kemudian lebih dikenal dengan "The Night Before Christmas". Deskripsi dan visualisasi Santa Claus banyak ditemui dalam puisi ini. Saint Nicholas di gambarkan sebagai seorang pria tua yang periang yang selalu membawa sekantong mainan anak- anak, mengendarai kereta yang ditarik sekelompok rusa atau kijang yang bisa terbang, dengan cara berhenti yang digambarkan seringkali di atas atap rumah dan kemudian masuk melalui cerobong perapian, merupakan gambaran dari Santa Claus versi Amerika. Menurut pendapat saya, ada dua hal yang nampak dari visualisasi ini. Asimilasi Sinterklaas (Belanda) dan Father Of Christmas (Inggris), yaitu sebuah percampuran antara kepercayaan kekristenan yang di mix dengan kepercayaan leluhur masyarakat Inggris yang ikut membentuk karakter dari Father Of Christmas versi imigran inggris. Penduduk asli Inggris adalah bangsa geola atau guili, jauh sebelum masuknya Kekristenan, di sana sudah ada mite atau kepercayaan yang berkembang tentang Dewa Odin. Dewa Odin disini, di deskripsikan sebagai pria berjanggut panjang dengan jubah hitam. Mite Dewa Odin ini juga dikenal di Jerman. Asimilasi ini mirip dengan cerita atau mite Manarmakeri yang dikaitkan dengan Kekristenan pada masa penginjilan di Papua, atau mite Ratu Adil di Jawa. Kesamaan deskripsi Father Of Christmas versi imigran Inggris dan Dewa Odin dapat dilihat dari gambar diatas. Deskripsi jelas tentang Santa Claus dan wujudnya di Amerika pertama kali di perkenalkan oleh Thomas Nast Tahun 1881.
Santa Claus versi Thomas Nast

Deskripsi Santa Claus sesuai Puisi The Night Before Christmas

Santa Claus dan Komersialisasi
Kostum Santa Claus seperti yang kita kenal sekarang, terinspirasi dari deskripsi Thomas Nast, kemudian disempurnakan oleh Haddon Hubbard "Sunny" Sundblom, desainer asal swedia yang bekerja untuk Perusahaan Coca- Cola. Sejak tahun 1920, Coca cola telah memakai profil Santa Claus untuk promosi terkait produk minuman yang di produksinya. Warna Merah Putih seperti yang dikenakan Santa Claus versi Amerika erat hubungannya dengan warna dasar logo Coca Cola. Profil Santa Claus kembali di hidupkan Coca Cola dengan mengontrak John Moore, seorang mantan supir taksi, dengan fisik yang menurut mereka (pihak coca cola) bisa merepresentasikan karakter Santa Claus. John Moore sejak 1930 telah menghidupkan kembali ikon Santa Claus dalam versinya yang berbeda. 

Gbr. John Moore ikon Santa Claus dari Coca Cola

Menutup postingan saya kali ini, saya ingin menyimpulkan, bahwa inti daripada Kekristenan adalah hal mengasihi (Kasih) seperti yang di tunjukkan oleh Santo Nicholas, dalam cerita sejarah Santa Claus diatas, itu sebabnya meskipun telah terjadi Reformasi Gereja yang akhirnya memisahkan Gereja Katolik dan Gereja Protestan, namun apa yang di lakukan oleh Santo Nicholas adalah nilai- nilai dasar dari kekristenan yang tetap di pertahanan hingga kini. Kasih itu selalu melepaskan, tulus, dan yang utama memerdekakan orang lain. Seiring waktu, adaptasi wujud kasih yang di praktekkan Santo Nicholas, tidak lagi termaknai dengan baik (terjadi pergeseran), dari kasih yang tulus, ke mengasihi tetapi hanya sebagai tradisi, bahkan yang lebih parah, ketika Santa Nicholas kemudian di manfaatkan simbolnya untuk kapitalisasi, benar- benar bertentangan dengan karakter seorang Santa Nicholas. Momentum peringatan hari kematian Santo Nicholas yang selalu diperingati umat Kristen sebagai hari untuk saling memberi, seharusnya lebih menonjolkan apa yang dilakukan oleh Santo Nicholas (memberi dengan tulus dan memerdekakan orang lain). Memberi tanpa menuntut balas, adalah esensi dari Kasih itu sendiri. Semoga kita bisa kembali melihat, bagaimana sebenarnya figur dari seorang Santo Nicholas, dan semoga kita bisa meneladani apa yang di lakukan, sekali lagi, Kasih itu  tulus dan selalu memerdekakan, semoga bermanfaat.
Referensi :
  1. Who Saint Nicholas http://www.stnicholascenter.org/pages/who-is-st-nicholas/
  2. Just Who Is Santa Claus? http://www.vision.org/visionmedia/history_of_santa_claus_4118.aspx
  3. Give Santa Claus A Break : Support Universal Contraception Accses http://www.huffingtonpost.com/john-seager/give-santa-claus-a-break-_b_4475963.html
  4. How Did Santa Claus Began http://www.stnicholascenter.org/pages/how-did-santa-begin/
  5. Santa Claus Dead : John Moore Starred in Coca Cola and Morisson Advert http://www.independent.co.uk/news/people/news/santa-claus-dead-john-moore-starred-in-coca-cola-and-morrisons-adverts-9830693.html
  6. 5 Thing you never know about Santa Claus and Coca Cola http://www.coca-colacompany.com/holidays/the-true-history-of-the-modern-day-santa-claus



Tidak ada komentar:

Posting Komentar